Pertanian di Mesoamerika dapat ditilik kembali ke zaman Arkaik dalam kronologi Mesoamerika (8000–2000 SM).[1] Pada permulaan zaman Arkaik, para pemburu dari kala Pleistosen akhir (50.000–10.000 SM) masih memiliki gaya hidup yang nomaden. Mereka memenuhi penghidupan mereka dengan berburu dan mengumpulkan makanan. Namun, gaya hidup mereka secara perlahan kemudian berubah dan mereka menjadi kelompok pemburu pengumpul yang menetap di wilayah tertentu untuk membudidayakan tanaman liar. Dengan ini, mereka dapat menyimpan makanan yang berlebih untuk dikonsumsi. Pembudidayaan tanaman mungkin dimulai secara sengaja atau kebetulan. Pembudidayaan secara sengaja dilakukan dengan mengambil tanaman liar ke tempat yang lebih dekat dengan perkemahan mereka atau ke wilayah yang sering didatangi. Pembudidayaan secara kebetulan dapat terjadi ketika biji tanaman tertentu dimakan dan tidak dicerna secara utuh, sehingga tanaman tersebut pun akan tumbuh di tempat tinggal manusia.
Seiring berjalannya waktu, pembudidayaan tanaman menjadi sumber makanan yang penting bagi orang-orang Mesoamerika. Dengan semakin mutakhirnya teknologi pertanian, kelompok pemburu pengumpul tidak lagi menjadi nomaden dan mulai mendirikan permukiman-permukiman besar. Permukiman-permukiman besar ini membutuhkan banyak makanan, sehingga manusia di Mesoamerika menjadi semakin bergantung kepada tanaman yang telah didomestikasi.
Tanaman yang paling penting di Mesoamerika adalah jagung. Tanaman lain yang menjadi makanan pokok adalah labu dan kacang.